Translate

Senin, 14 November 2016

BBKU Day 14: Budhi & Raisa



aku pernah mengenal seorang laki-laki yang jatuh cinta dengan teman di masa SMA-nya.
katanya, perempuan itu cantik apa adanya dengan rambut yang selalu diikat satu seperti ekor kuda, baju seragamnya tidak pernah rapi, baju seragam bagian belakang selalu keluar, wajahnya tidak terlalu cantik namun ia memiliki senyum yang manis, dan ia memiliki aura yang baik sehingga orang-orang di sekitarnya tidak enggan bergaul dengannya.

panggil saja teman laki-lakiku ini Budhi, dan perempuan yang ia taksir bernama Raisa.
Budhi hanya laki-laki biasa, pendiam dan sedikit pemalu, begitu berbeda dengan Raisa yang kala itu menjadi primadona sekolah.
Banyak laki-laki yang mendekati Raisa dan ingin menjadi pacarnya, salah satunya Riko.
Tapi Riko punya tabiat yang buruk, ia terkenal sebagai ketua geng yang paling sering buat keributan di sekolah.

Suatu hari, Budhi memberanikan diri untuk menyapa Raisa dan mengajak untuk ke kantin bersama. Raisa mengiyakan ajakan Budhi. Mereka mempunyai waktu makan siang dengan baik hari itu, dan mereka saling bertukar nomor telepon.

Budhi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia mulai menanyakan kabar Raisa dan memberi perhatian yang lebih dari sekedar teman. Namun, Budhi tidak buru-buru menyatakan perasaannya, ia tahu bahwa suatu yang baik membutuhkan waktu, ia tidak ingin tergesa-gesa.

Suatu hari di sekolah, Riko melihat Budhi dan Raisa pergi ke kantin bersama. Kejadian itu membuat Riko geram. Dengan ditemani Satria, cecunguknya itu, mereka menghampiri Budhi dan Raisa yang sedang makan. Dengan nada yang memaksa, ia mengajak Raisa untuk menemaninya makan. Raisa menuruti apa maunya Riko, secara Riko menarik tangan Raisa dengan sedikit tekanan.

Semenjak kejadian itu, Raisa selalu menolak ajakan Budhi untuk ke kantin bersama karena Riko selalu yang lebih dulu mengajak Raisa. Kebersamaan Raisa dengan Riko pun diketahui telah lebih jauh dari seorang teman, mereka sudah berpacaran. Kabar tersebut membuat Budhi kecewa, padahal sebelum santer kabar Raisa dan Riko berpacaran, Budhi sudah terlebih dulu menyatakan perasaannya kepada Raisa pada suatu hari sepulang sekolah. Dengan membawa sebuah boneka beruang kecil, Budhi berkata jujur pada Raisa bahwa ia menyukainya, namun Budhi berkata bahwa Raisa tidak perlu menjawab apapun karena ia tidak sedang bertanya.
Entahlah, mungkin Budhi terlalu percaya diri kalau Raisa juga menyukainya atau Budhi terlalu takut untuk menyakiti hatinya sendiri.

Raisa terpaksa menerima hubungannya dengan Riko dengan alasan tidak mau menciptakan konflik dan drama yang tidak penting. Karena sebenarnya Raisa pun menaruh hati pada Budhi yang baik dan pendiam itu. Walaupun mereka jarang bersama-sama di sekolah, namun Budhi dan Raisa masih sering memberi kabar melalui pesan singkat. Hal itu diketahui oleh Riko.

Bel sekolah berbunyi, para siswa mulai berhamburan keluar kelas. Ketika Budhi hendak pulang, langkahnya dihalangi oleh Riko dan Satria, cecunguknya. Entah apa yang mereka bicarakan tiba-tiba kepalan tangan Satria melayang dan mendarat di pelipis sebelah kiri Budi.
Budhi hanya diam dan memandangi Riko dan Satria. Dalam ketenangannya, matanya terlihat jelas bahwa ia sedang melihat dua orang pecundang sok jagoan. Budhi memilih pergi.
Namun tak disangka, kejadian itu dilihat oleh Raisa. Melihat Budhi ditempeleng, Raisa menghampiri Riko dan Satria dengan wajah marah. Tanpa tedeng aling-aling, Raisa mengakhiri hubungannya dengan Riko. Riko kaget melihat ada Raisa di situ dan melihat apa yang ia lakukan terhadap Budhi. Riko tidak berkutik dan diam melihat Raisa pergi meninggalkannya.

Bekas tinju si kampret Satria di pelipis kiri mata Budhi begitu terlihat jelas. Mau tidak mau, keluarga dan temannya menanyakan kondisinya itu. Dasar Budhi, ia mengatakan bahwa ia habis terpeleset dan membentur pinggiran meja. Sampai sekarang pun, Budhi tidak pernah menceritakan kejadian tempeleng yang sebenarnya itu.

Raisa galau setengah mati karena semenjak kejadian tempeleng itu, Budhi tidak pernah mengabarinya. Bahkan ketika bertemu di sekolah, Budhi selalu menghindari Raisa.

satu tahun berlalu...

Sikap dingin Budhi terhadap Raisa tidak bisa ia teruskan. Kejadian tidak mengenakkan tidak membuat hati Budi lantas membenci Raisa. Bahkan rasa suka dan sayangnya semakin besar, ia semakin yakin bahwa Raisa hanya untuknya. Karena ia merasakan ada nama Raisa di setiap detak jantungnya.

Suatu hari handphone Raisa berdering, ia mendapat satu pesan singkat. Ketika membaca nama pengirim, Raisa melonjak dari tempat tidurnya dan melompat girang. Ia kembali menatap layar handphonenya dan mengucek matanya, ia memeriksa kembali dan senyum di wajahnya mengembang. Senyum yang selama satu tahun ini tidak pernah ia pakai, kini ia kenakan kembali.
Budhi mengirimnya pesan singkat, sesingkat "Hai, apa kabar?".

Semenjak itu, Budhi dan Raisa memulai lagi pertemanan mereka. Hingga mereka lulus SMA, kuliah di universitas yang sama, meniti karir di kota yang sama, dan kini mereka lebih dari sekedar teman. Mereka teman dekat.

Waktu berlalu, tahun berganti tahun, musim silih berganti, Budhi dan Raisa masih bersama.

Mereka tumbuh bersama, menjadi seorang teman yang begitu dekat. Dan tinggal menghitung hari, mereka akan menjadi teman hidup sampai maut memisahkan mereka.

Siapa sangka. Yang aku tahu mereka hanya menjalankan bagian hidup mereka dengan sebaik-baiknya.
Siapa sangka. Mungkin benar, apa yang sudah seharusnya bersatu akan disatukan entah dengan cara apa.

***

7 komentar:

  1. sist saya mau tanya,
    kapan ya saya dan dia bisa menjalin hubungan yang serius?

    terimakasih,
    stephanie di Sleman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemungkinan untuk serius tidak bisa sist, karena hidup sist aja adalah suatu lelucon :p

      Hapus
  2. Ini yang nulis keliatan banget lagi jatuh cinta. Kode ya sis? :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Please don't be annoying yes,baginda pangeran tolitoli

      Hapus
    2. gimana gimana, kodenya bisa saya teruskan ke yang bersangkutan?

      Hapus
    3. Kagak ada kode-kodean. Semua gara2 mas hair nih huft :3

      Hapus