Translate

Minggu, 24 April 2016

Ngayogyakarto


Kata Ayah saya, saya adalah seorang yang berani, setelah beliau melihat saya pulang pergi ke kota-kota besar sendirian.

Pergi ke kota-kota besar sendirian adalah pengalaman baru saya. Ada maksud tujuan tertentu mengapa saya pergi ke Jakarta dan Yogyakarta sendirian. Bukan untuk jalan-jalan, tapi ada hal yang harus saya kerjakan di sana.
Terakhir ini saya pergi ke Yogyakarta untuk mengikuti tes TPA (Tes Potensi Akademik) BAPPENAS di Gedung Pascasarjana UGM Yogyakarta.

Karena keperluan utama ke Yogya untuk mengikuti tes, jadi saya tidak tinggal lama di sana. Jumat malam berangkat dari Malang naik kereta, sampai di Yogyakarta Sabtu pagi jam setengah lima. Dan saya harus pulang kembali ke Malang Sabtu malam di tanggal yang sama. Hehehe...

Ada hal menarik sewaktu saya berangkat. Di kereta, saya duduk di sebelah seorang pria paruh baya. Obrolan kami mengalir begitu saja saat beliau bertanya tujuan saya. Dari obrolan kami, kami memiliki beberapa persamaan yang membuat obrolan semakin cair. Kami sama-sama menuju Yogyakarta, kami juga sama-sama orang yang berhubungan dengan Tumpang (desa saya tinggal), karena beliau lulusan SMA negeri di Tumpang, kami sama-sama alumni Universitas Brawijaya, dan kami sama-sama orang kristen. Beliau seumuran dengan ayah saya, jadi beliau tidak segan untuk memberi nasehat kepada saya. Nasehat beliau yang saya ingat adalah
"Carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan kebenaranNya, maka semua akan ditambahkan kepadamu. Mencari Tuhan baru cari uang. Bukan sebaliknya. Apapun yang terjadi jangan lepaskan Tuhan".
Terimakasih pak untuk nasehatnya, ucap saya dalam hati sambil mata berkaca-kaca.
Kami pun berpisah sesampai di stasiun Tugu Yogyakarta karena kami memiliki urusan masing-masing.

Karena saya ke Yogyakarta tujuannya cuma buat tes dan malam itu juga saya harus pulang, jadi saya ngga menginap di hotel atau penginapan lainnya. Saudara atau kerabat di Yogyakarta pun saya ngga punya. Akhirnya saya memilih bersiap-siap di stasiun dengan memanfaatkan toilet gratis, hehehe...
Setelah itu saya keluar stasiun hendak menuju UGM dan memutuskan untuk sarapan di sekitar UGM. Dari stasiun Tugu ke UGM, saya memilih naik becak karena masih pagi banget, jalan belum terlalu ramai dan masih segar.
Bagi temen-temen yang baru ke Yogyakarta naik becak, jangan ditanya berapa duit dulu, naik aja trus waktu sampai di tempatnya baru kasih duit sepantasnya. Kalau misal uang yang kita kasih kurang dari sepantasnya, bapak becaknya akan bilang kok dan jangan marah kalau bapaknya bilang kurang, karena itu hak mereka, ok?
Trus semisal kita ngasih kelebihan jangan minta kembalian. Memberi lebih baik daripada menerima, ya kan? Pokoknya harus menghargai bapak becak walaupun kita habisnya cukup banyak. Kita happy, bapaknya juga happy hehehe

Jika temen-temen mampir ke UGM, di dekat UGM ada sebuah rumah sakit, di seberang rumah sakit tersebut ada ibu-ibu jualan gudeg asli Yogyakarta. Nama warungnya Gudeg Bu Sri 1 (karena ibu tersebut buka cabang dengan nama warung Gudeg Bu Sri 2 hehehe). Gudeg yang dijual bener-bener cita rasa Yogyakarta asli deh...yang beli rame sampe antri, padahal cuma angkringan bukan rumah makan. Jangan lupa mencicipi gudeg bu Sri yaa kalau main-main ke Yogyakarta :)

Kembali ke tujuan awal...
Tes diadakan dari jam 8.00 - 12.00 WIB.
Setelah tes berakhir saya ngobrol dengan seorang teman peserta tes sambil menikmati makan siang yang disediakan pihak panitia penyelenggara. Di kesempatan itu saya bertanya soal transportasi kalau saya pingin ke Prambanan.
Kalau dari gedung pascasarjana UGM di jl. Teknika Utara kita bisa jalan ke arah RSU dr. Sardjito di sana nanti kita akan ketemu shuttle bus trans jogja, kita bisa naik trans jogja dari depan RSU dr. Sardjito lalu transit di Maguwo oper trans jogja yang ke arah Prambanan. Tapi...nunggu trans jogja bisa sampai 2 jam loh... Karena saya diburu waktu, saya memilih menaiki transportasi lainnya. Waktu itu saya bertemu dengan tukang ojek, setelah nego harga, akhirnya saya naik ojek ke Prambanan.
Puji Tuhan, bapak ojeknya baik banget. Beliau menawarkan untuk menunggu saya sehingga saya ngga perlu susah-susah cari kendaraan lagi. Namanya pak Tulus. Sesuai namanya, beliau tulus banget...
Setelah kurang lebih 1 jam menikmati indahnya peninggalan sejarah yang amazing di Prambanan, saya kembali menemui pak Tulus dan melanjutkan perjalanan ke Taman Sari.
Sebelum ke Taman Sari, pak Tulus mengajak saya mengunjungi Keraton Yogyakarta dimana Sultan Hamengkubuwono tinggal. Setelah itu saya diajak melihat alun-alun Yogyakarta dan mengunjungi Museum Kareta Karaton Yogyakarta. Di dalam museum tersebut kita dapat melihat kereta kuda milik para raja-raja dan ratu-ratu dari zaman bahula sampai kereta kerajaan yang digunakan ketika pengangkatan sultan baru. Biaya masuk museum murah kok cuma Rp 5.000,- dan dikenai uang Rp 1.000,- untuk izin memotret.

Setelah puas melihat kereta keraton, saya menuju Taman Sari. Waktu itu sudah sore dan Taman Sari akan ditutup jadi ga sempet ambil foto di situ.
Dari Taman Sari, saya menuju ke pusat perusahaan batik dan bakpia pathok untuk membeli oleh-oleh. Pak Tulus mengarahkan saya ke pabrik pembuat bakpia pathok yang terkenal itu. Bakpia yang saya terima hangat, bener-bener fresh from the oven! So much thanks to Mr. Tulus :D

Setelah itu saya menuju Malioboro yang menjadi destinasi terakhir saya sebelum saya kembali ke stasiun Tugu. Saya jalan dari Malioboro utara. Di situ saya berpisah dengan pak Tulus. Banyak terimakasih kepada pak Tulus yang dengan setia dan tulus mengajak dan menemani saya berkeliling kota Yogyakarta. Tuhan memberkati pak Tulus sekeluarga. Amin...

Saya menikmati suasana Yogyakarta di kala senja. Sendiri. Sambil meneteng 2 tas, 1 tas ransel, 1 tas belanjaan (saya bawa tas belanja sendiri kemana-mana because I'm on plastic bag diet), dan menenteng kardus kecil yang berisi 4 kotak bakpia pathok hahaha... Sudah semacam pemudik lah saya :D
Saya ngga sempet foto di depan palang jalan yang bertuliskan jl. Malioboro yang fenomenal itu karena saat itu banyak orang yang antri foto, saya juga sudah capek, kaki rasanya mau patah, akhirnya saya memutuskan untuk langsung ke stasiun.
Saya beristirahat, dan bersih diri di stasiun, lumayan nunggu kereta dateng sekitar 3 jam, hehehe...

Pukul 20.45 kereta berangkat ke Malang. Sepanjang perjalanan saya tidur pulas, capek sekali rasanya tapi hati senang.

Saya ke Yogyakarta memang bukan niat untuk jalan-jalan, jadi saya memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dan semoga saya lulus tes biar ngga ngulang lagi hehehe...

Pesen saya bagi kalian yang ingin melakukan single traveling, kalian harus punya :
1. Keberanian
2. Uang
3. Daya juang
4. Hikmat
5. Hati yang baik
Kelima hal itu yang bisa membuat kita survive di tempat yang baru kita kunjungi.
Kalau kita punya itikad baik, kita akan mendapat hal yang baik. Semesta berimbang. Tabur tuai.

Semoga kisah saya dapat menginspirasi temen-temen yang merencanakan single traveling dengan tujuan apapun. Tuhan berkati :)

Nb : dokumentasi foto bisa dilihat di akun Instagram saya yaaa (@tanyaeirenaa)


Minggu, 10 April 2016

#encouragementletteringchallenges day 1


Encouragement lettering challenges hari pertama dibuka dengan kalimat di atas.

Pekerjaan apapun jika dilakukan dengan rasa cinta terhadap pekerjaan itu pasti akan terasa ringan walaupun sebenarnya berat, dan akan membuahkan hasil yang maksimal.
Itulah mengapa saya termasuk golongan orang yang pilih-pilih pekerjaan.
Kenapa pilih-pilih?
Jadi ceritanya, setelah lulus kuliah banyak teman saya yang bekerja bukan pada bidangnya sebagai sarjana ilmu komunikasi. Banyak yang bekerja di dunia perbankan dan marketing. Lalu teman-teman saya yang sudah "enak" di dunia ekonomi mengajak saya untuk ikut bekerja di perbankan atau marketing. Karena motivasi teman-teman saya yang katanya "yang penting kan dapet duit", akhirnya saya jadi ikut-ikutan. Saya ikit tes dan saya ngga mendapatkan ketertarikan atau gairah untuk terjun ke dunia itu.
Setelah saya merenung, dan saya menemukan quote di gambar atas tersebut, saya jadi makin berani untuk mengambil lawan arus. Dalam hati saya berkata "hidup hanya sekali, lakukan yang kamu suka dan dengan cinta". Dan saya pun fokus untuk mencari pekerjaan sesuai passion saya dan memanfaatkan waktu yang saya miliki untuk belajar dan berkarya.
Saya ngga pernah menyalahkan teman-teman yang mengambil pilihan untuk menjadi apa sesuai kehendak mereka. Karena memang nyatanya proses hidup membuat kita menjadi mengerti siapa diri kita, apa yang kita mau dan mau jadi apa kita ke depannya.
Teman-teman saya sudah mengambil keputusan dan pilihan yang terbaik. Saya ngga mungkin men-judge teman saya karena saya yakin selalu ada alasan dan motivasi di setiap tindakan.

Saya tahu apa yang saya mau. Saya sangat menyukai dunia creative communication dan art, oleh karena itu saya mati-matian berjuang agar dapat bekerja sekaligus berkarya di bidang itu. Karena bagi saya, bekerja bukan sekedar untuk mendapat uang (walaupun ngga munafik kalau saya juga butuh uang), tetapi dalam bekerja saya juga bisa tetap berkarya, creating something.

Pesan saya sangat sederhana, selagi kita masih hidup dan masih diberi hidup yang hanya sekali ini, lakukan pekerjaan kita dengan cinta. Karena dengan cinta akan membuahkan hasil yang baik, hasil yang well done.

Selamat berkarya di manapun kita ditempatkan.
Tertanam, bertumbuh, berbunga, dan berbuahlah.

Fighting! :)

Sabtu, 09 April 2016

Museum Malang Tempo Doeloe

Weekend kali ini saya bersama seorang sahabat karib memutuskan untuk mengunjungi sebuah museum di kota Malang. Di kota Malang terdapat beberapa museum, antara lain Museum Brawijaya, Museum Organ, Museum Mpu Purwa dan Museum Malang Tempo Doeloe.
Dan kami memilih Museum Malang Tempo Doeloe dengan alasan agar menjadi warga kota Malang yang ngga katrok, hehehe..

Museum Malang Tempo Doeloe beralamat di belakang gedung DPRD Kota Malang.
Museum ini masih tergolong baru dan banyak warga Malang sendiri yang belum ngeh dengan keberadaan museum ini.

Sesuai dengan namanya, museum ini menyimpan sejarah mengenai kota Malang dari zaman kerajaan, penjajah, sampai kemerdekaan. Mulai dari dokumen-dokumen, foto-foto, prasasti, perlengkapan-perlengkapan, dan lain sebagainya lengkap terpampang dan terpajang di museum ini.
Walaupun museum ini ngga besar seperti museum Brawijaya, namun museum ini menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah yang lengkap, selain itu penataan ruang dan interiornya sangat apik. Kita bisa menemukan spot foto dimanapun, di setiap sudut.
Untuk masuk museum ini, cukup bayar IDR 15.000 per orang di weekend.

Puas banget weekend kali ini, bersenang-senang sambil belajar tentang kota kelahiran, Kota Malang.
Berikut ini hasil jepretan foto saya dan sahabat saya di Museum Malang Tempo Doeloe, biar kalian yang belum ke sini makin penasaran hehehe...




















Kamis, 07 April 2016

#encouragementletteringchallenges

I think I have no long time enough to always delay what my mind think about.

Saya seseorang yang sangat menyukai "quotes" karena bagi saya, quotes seakan-akan jadi juru bicara saya mengenai semua perasaan saya yang saya sendiri ngga tahu gimana ngungkapinnya.
Quote atau dalam bahasa Indonesia artinya kutipan, kata mutiara, memberi saya ruang berpikir dan berekspresi.
Menurut saya kata-kata memiliki power untuk mengubah sesuatu. Mulai dari mengubah cara berpikir sampai cara bertindak.
Karena saya tahu bahwa kata-kata itu hidup dan ber-power, saya ingin menginspirasi setiap orang yang menyediakan waktu untuk mengunjungi blog saya dan akun Instagram saya melalui tulisan handwriting yang saya buat sendiri.
Saya selalu ingin menginspirasi orang lain melalui gambar dan kalimat yang memberi dorongan; positive vibes.

Saya merasa sedih saat melihat, membaca ataupun mendengar berita di media konvensional maupun media baru/media sosial. Isi berita melulu soal keburukan dan kebobrokan. Manusia dicekokin dengan kekerasan, saling hina, saling menyakiti, dan pembodohan-pembodohan terselubung.
Dan sebagai sesama manusia, saya ingin melakukan hal sederhana yang dapat memberi angin segar dan memberi harapan, I hope :)

Melalui #encouragementletteringchallenges ini, saya menantang diri saya sendiri untuk berkreasi, berkarya yang sekaligus menginspirasi orang lain dengan hal baik walaupun hanya secercah tindakan sederhana.
I really hope that my hobbies and my passion will get to the point.

Setiap kata demi kata yang saya tulis akan saya bubuhi dengan cerita singkat yang bisa membuat kata-kata tersebut lebih hidup.

Project saya akan saya buka dengan kutipan ayat Alkitab yang menjadi favorite saya.

Kenapa saya memulai dengan dua ayat tersebut?
Karena ayat tersebut membuat saya selalu merasa spesial.
Saya dulu sangat minder, ngga percaya diri dan malu-malu kucing. Saya selalu merasa bahwa diri saya ngga terlalu baik dan jelek. Kalau ada orang yang ngga suka dengan saya, saya selalu merasa yang ngga beres itu adalah saya.
Namun saat saya mengetahui kebenaran ini, saya tertegur hebat bahwa sikap minder itu adalah bentuk kesombongan terselubung. And you know what? Arrogance is SO a disgusting thing. And even God hates arrogancy.
Saya bertobat.
Saya sadar bahwa setiap kita manusia adalah berharga dan spesial di mata Tuhan. Apapun bentuk dan rupa kita, kita sudah ditenun sedemikian rupa di kandungan ibu yang ngga ada logika manapun bisa memahami pekerjaan Tuhan ini.
Beberapa orang selalu merasa kurang dari dirinya padahal dia sempurna lahir batin, sementara beberapa orang dipandang "ngga sempurna" secara lahiriah namun mereka begiti bersyukur buat hidupnya bahkan mereka berkarya.
Semuanya soal mind set.
Be humble isn't about getting down ourselves but be humble is knowing that we are important and precious so we be brave to be ourselves without getting down others.
Ayat di atas membuat saya semakin yakin bahwa hal baik dari diri manusia jangan ditahan karena takut dikatain sok baik, cari muka dan lain sebagainya. Malah sebaliknya, hal baik dari diri manusia harus digali dan diekspresikan.
Sudah terlalu lama kita membiarkan kejahatan terkenal. Dan sekarang adalah waktunya untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.

Saya akan sangat senang jika ada feedback dari viewers terhormat sekalian.
Saya akan sangat terbuka dengan opini, saran bahkan kritik. Karena saya mau bertumbuh, tumbuh dan tumbuh. Dan saya ngga bisa bertumbuh baik tanpa adanya feedback yang membangun.

Hope my project will blessed every one of you.

Spread love.
Always choose kindness, because kindness is beautiful.
Love you all :*