Saya bukan orang yang sempurna dan bukan seseorang yang mengejar kesempurnaan.
Tapi saya juga bukan seseorang yang menuntut orang lain sempurna.
Saya tahu tidak ada yang sempurna di dunia ini, jadi mencari dan mengejar yang sempurna adalah suatu kesia-siaan bagi saya.
Yang ada, setiap hari adalah kesempatan untuk jadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin.
Beda..
menjadi lebih baik dan menjadi sempurna adalah dua hal yang berbeda.
Sempurna; tidak mentolerir kesalahan.
Lebih baik; berbuat salah tapi tahu bagaimana memperbaikinya.
Saya amat bisa menerima ketidaksempurnaan, tapi...
kebodohan, mmm...agaknya sulit untuk saya terima.
tapi saya akan mencoba untuk menerimanya setelah ini.
kebodohan di sini yang saya maksud bukan bodoh dalam hal intelektual, tapi dalam hal attitude.
seperti ini contohnya:
saya bilang "I don't hate you, I just not necessarily excited about your existence"
tapi yang saya lakukan mencari tahu, memperhatikan, mengamati, dan menginvestigasi hidup orang yang saya ngga pedulikan itu, bahasa gaulnya 'kepo' atau 'stalking'.
Setelah tahu, lalu membuat tulisan atau kutipan-kutipan yang berkaitan dengan orang yang saya ngga pedulikan itu. Mungkin dengan harapan agar orang itu tahu bahwa sebenarnya saya tidak membencinya tapi hanya tidak tertarik dengan kehadirannya.
Nah loh, kalau begitu sebenarnya saya sudah ngga tertarik atau masih tertarik dengan orang itu?
Maksud saya, kalau memang sudah tidak tertarik dengan kehadiran seseorang ya diam saja.
Karena buat saya lebih baik diam daripada menyatakan suatu hal yang ngga sejalan dengan tindakan.
Diam juga merupakan suatu bahasa. Malah suaranya jauh lebih lantang daripada mengumbar kata-kata.
Kalau perkataan dan perbuatan ngga sesuai itu jadi terlihat kurang cerdas, menurut saya sih.
Well,
dari awal memang saya sudah bilang kalau ngga ada manusia yang sempurna.
tinggal bagaimana kita bisa jadi lebih baik saja dari hari ke hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar