Jumat, 25 November 2016

BBKU Day 25: Payung Terbang



Hujan...
melihat banyak pejalan memakai payung,
melihat banyak pemotor memakai jas hujan,
ada juga pemotor yang memakai payung.
jadi ingat waktu masih jadi anak ingusan (sekarang masih sih, masih sering ingusan,apalagi musim hujan begini), di mana suatu ketika saya dibonceng oleh sepasang suami-istri yang merupakan tetangga saya di desa, pas hujan, pakai payung.

jadi begini ceritanya...

hari itu libur sekolah, saya main-main ke rumah tetangga saya. jarak rumah ke rumah tetangga saya itu lumayan agak jauh. jika menempuh sepeda motor menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit.

sore pun datang, waktunya saya kembali pulang ke rumah. dan sore itu hujan turun sangat lebat. tapi tetangga saya itu ngga punya jas hujan, adanya payung. saya ngga bisa menunggu sampai hujan reda, karena hari sudah sore dan saya ngga boleh menginap di rumah tetangga sama orang tua saya. ya mau ngga mau kami harus menerjang hujan lebat dengan mengendarai sepeda motor dan sebuah payung berukuran sedang untuk melindungi kami dari hujan.

kami boncengan tiga, pak jumak yang menyetir, ibu nur yang memegang payung, dan saya di tengah-tengahnya. kecepatan motor pun tidak terlalu kencang, namun waktu itu hujan lebat disertai angin yang cukup kencang.

ketika melewati persawahan yang lapang, tiba-tiba angin kencang menghempaskan payung yang dipegang bu nur hingga payung terbalik, namun, yang terbalik ngga hanya payungnya, kami bertiga juga ikut terbalik. kami pun terjatuh dari sepeda motor, dan sialnya, saya nyemplung sawah yang sudah jadi kubangan air lumpur.

setelah kejadian itu, saya ngga kapok. beranjak gedhe, saya mempelajari bagaimana mengendarai sepeda motor dengan memakai payung. dan kini, saya mau sombong sebentar, saya menjadi seorang expert di bidang pemotor-payung.

terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya yang ngga penting ini.

sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar